Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir dan bernalar dengan baik. Sebagai makhluk yang berpikir, manusia memiliki dua ciri yang melekat, yaitu rasionalitas dan moralitas.
Logika
Logika
Manusia adalah mahluk paling mulia sebab
dianugerahi berbagai kelebihan yang tidak diberikan kepada semua mahluk selain
manusia. Salah satu kelebihan tersebut karena manusia diberikan akal pikiran
sehingga dapat memilih hal yang benar dan bermanfaat, serta meninggalkan yang tidak
bermanfaat (mudarat)
Rasionalitas akan menuntun manusia untuk
bertindak menurut pikiran dengan pertimbangan yang logis. Moralitas akan
mendorong manusia untuk berlaku sopan santun, sesuai dengan etiket atau norma
yang berlaku. Namun, ketika manusia berpikir, kadang kala dipengaruhi berbagai kecenderungan,
emosi, subjektivitas, dan berbagai hal lain yang menjadikan kita tidak dapat berpikir
jernih dan logis sehingga menghasilkan kesalahan berpikir dan pada akhirnya
akan mengakibatkan kesimpulan yang salah (sesat).
Logika berasal dari kata λόγος (logos)
yang bermakna hasil nalar yang diutarakan dalam kata
dan dinyatakan dalam bahasa. Logika
merupakan salah satu cabang ilmu filsafat. Cabang filsafat yang lain adalah
epistemologi, etika, dan estetika. Dalam pembahasan ini, logika tidak
dijelaskan secara rinci, hanya digunakan untuk mempelajari bernalar sebagai
kecakapan hidup, berpikir secara lurus, tepat, runtut, dan teratur, yang
merupakan penerapan logika dalam kehidupan keseharian. Logika merupakan materi
yang dipelajari sampai kapan pun bahkan ketika manusia menciptakan kecerdasan
buatan (artificial intelligence).
Seseorang dapat mengungkapkan kebenaran
berdasarkan penalaran logis. Dengan disertai bukti-bukti yang ada, seseorang
dapat menilai kebenaran pernyataan untuk akhirnya sampai pada pengambilan
keputusan.
Logika disebut juga sebagai alat untuk
menjaga dari kesesatan bernalar. Seseorang membutuhkan kemahiran bernalar logis
agar dapat menghasilkan kesimpulan yang benar.
Algoritma
Setelah mempelajari logika yang terkait
tentang “bagaimana manusia berpikir dengan benar”,
selanjutnya akan membahas tentang
“bagaimana cara penyelesaian yang baik”. Untuk mendapatkan cara penyelesaian
yang baik, dibutuhkan strategi atau langkah-langkah yang sistematis agar dapat
memecahkan masalah dengan cara terbaik.
Contoh:
Dina adalah seorang siswa SMK kelas X.
Setiap hari, dia pergi ke sekolah setelah melakukan
sarapan. Pada suatu hari, ketika Dina akan
sarapan, yang tersedia hanya nasi tanpa sayur dan
lauk. Kemudian, terpikir oleh Dina untuk
membuat tumis tauge tempe dengan langkah-langkah sebagai berikut ;
(1) Siapkan tauge, tempe, cabai, bawang
merah, bawang putih, lengkuas, dan bahan lain
yang diperlukan.
(2) Iris bawang merah, bawang putih,
cabai, dan lengkuas.
(3) Panaskan minyak dan masukkan semua
irisan bahan.
(4) Goreng tempe sebentar.
(5) Tambahkan tauge, kecap manis, garam,
dan sedikit air.
(6) Aduk hingga semua bumbu meresap.
(7) Cicipi rasanya. Jika terdapat rasa
yang kurang, tambahkan bumbu lain secukupnya.
(8) Tauge tumis siap dihidangkan.
Contoh di atas merupakan penyelesaian
masalah dengan mengggunakan langkah-langkah
penyelesaian masalah yang dinamakan
algoritma. Algoritma adalah serangkaian langkah yang
disusun menjadi urutan logis kegiatan
untuk mencapai tujuan.
Setiap hari, ketika seseorang melakukan
aktivitas, dia akan memilih mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu, misalnya
ketika bangun tidur, sarapan, bahkan ketika memakai pakaian di pagi hari.
Algoritma yang baik merupakan tindakan yang benar dan masuk akal.